NATIVE ASYNC

Rabu, 17 Mei 2017

, , , , ,

Bukan Dinner di Rumah Makan Etnik "Muncul Jaya"



 Bukan review, hanya sedikit curcol setelah menemukan tempat makan baru ??


Sebenarnya mampir dan mencicipi makanannya juga sudah berlalu lebih dari satu minggu. Tapi apalah daya baru sempat melipir ke blog untuk cuap cuap manis.





Rumah Makan Bernuansa Etnik Jawa di Alun-alun Lama Ungaran


Selalu tertarik sekaligus penasaran setiap kali melihat sesuatu yang berbau etnik. Sepertinya hal itu juga yang membawa saya dan partner mampir sejenak ke Rumah Makan Muncul Jaya. Rumah makan yang tergolong baru ini berada di Jalan Pemuda No. 301 Ungaran, Kabupaten Semarang (alun-alun lama Ungaran). Lebih tepatnya, rumah makan dengan desain arsitektur berkonsep etnik Jawa ini baru resmi dibuka pada April 2017 lalu. Wah masih fresh!!! ?


Melalui brosur RM Muncul Jaya jelas menghadirkan nuansa etnik Jaya, menyajikan menu makanan Indonesia dan Western serta memberikan harga yang terjangkau.


Berbicara mengenai nuansa etnik Jawa, sebenarnya pengunjung langsung bisa melihat konsep yang mereka usung melalui arsitektur rumah makan. Terlihat bangunan yang digunakan berkonsep rumah Joglo yang terbagi menjadi dua lantai. Bukan sekedar bangunannya saja yang Joglo, tetapi bangunannya merupakan Joglo kayu jati. Lengkap dengan ukiran-ukirannya.


nuansa etnik Jawa

 
Untuk melengkapi susana etnik, di beberapa sudut ruangan juga terlihat dipajang lukisan dengan tema Jawa. Termasuk juga pelayan yang dengan ramah menyambut para pengunjung juga mengenakan pakaian bernuansa etnik Jawa.











lukisan bertema etnik


Memasuki pintu yang seakan-akan seperti masuk ke dalam sebuah candi ? (karena efek ukiran yang ada di pintu masuk), terlihat sebuah ruangan terbuka dengan jajaran kursi-kursi kayu besar dan meja yang tertata rapi. Sayangnya yang tersedia hanya kursi untuk partai besar, yaitu 4 kursi dan 6 kursi. Mungkin karena memang konsep utamanya untuk dinner keluarga, meeting, wedding, arisan, ulang tahun dan acara-acara semacamnya. Over all suasana di dalamnya memang terasa nyaman dan kental dengan nuansa Jawa.


Di ujung kiri ruangan terlihat dapur yang digunakan untuk menyiapkan sajian pesanan para pengunjung. Sementara untuk naik ke lantai dua, tangga berada di sisi kanan ruangan.

Menu Makanan Rumahan Khas Nusantara, Nasi Pecel - Oseng Genjer


Melihat menu yang diberikan pelayan, sebagian besar menu pilihan merupakan menu bernuansa rumahan khas nusantara. Beberapa diantaranya seperti Nasi Pecel, Nasi Pecel Empal, Nasi Pecel Telur, Oseng Genjer, Oseng Bunga Pepaya, Sayur Lodeh, Pete, Oseng Pedo, Sayur Asem dan masih banyak lagi.


Menu makanan juga dibagi menjadi beberapa pilihan, yaitu:


- IKAN

- UDANG

- AYAM

- SAPI

- CUMI-CUMI

- SAPI

- NASI GORENG

- MIE

- SAYUR

- SAMBAL

- WESTERN

- SNACK


menu makanan


 Selain itu ada juga minuman yang terbagi menjadi:


- Minuman Dingin

- Minuman Panas

- Float

- Juice

- Smoothies

- Milkshake

- Coffee

- Dessert


Menu minuman


Dari sekian banyak makanan dan minuman, ada beberapa yang dibelakangnya menggunakan inisial "MJ". Setelah ditanya ke mba pelayan, "MJ" ternyata singkatan dari Muncul Jaya. Yak, saya tertarik mencoba salah satunya. Biasanya kan menu yang menggunakan nama rumah makannya termasuk ke menu khas dari RM bersangkutan. Meskipun tidak semuanya. Apa pilihannya? "Nasi Goreng MJ a.k.a Nasi Goreng Muncul Jaya" dengan minuman standard "Lemon Tea" dan "Juice Alpukat".

Nasi Goreng MJ Dengan Paha Ayam, Juice Alpukat dan Lemon Tea


Rasa dari minumannya, baik Juice Alpukat maupun Lemon Tea pas di lidah saya yang memang suka standard-standard ? Manisnya jus alpukat lebih ke manis susu yang jadi topingnya. Sedangkan lemon tea sebelum diaduk merata rasanya asam segar, tapi setelah diaduk merata lidah ndeso saya mulai bilang rasanya cenderung terlalu "sepet". Mungkin karena tehnya yang memang pahit ketemu lemonnya yang lumayan asam segar.


nasi goreng telur

 
Nasi Goreng MJ


Nasi Goreng dihidangkan, persis seperti penjelasan mba pelayan. Lengkap dengan paha ayam (yg satu Nasi Goreng Telur, tanpa paha ayam karena memang ga doyan ayam ?). Oke, yang ini rasanya diluar ekspetasi saya. Mungkin karena ini lidah doyan makanan yang rempahnya kuat, Nasi Goreng MJ rasanya yang menonjol jadi cuma pedas, rempah lainnya tidak begitu ada rasanya. Paha ayamnya digoreng dengan tingkat kematangan yang emang lumayan pas untuk menemani nasi goreng. Toping nasi gorengnya seperti sajian pada umumnya.


Karena datang hanya berdua, sayangnya tidak memungkinkan mencicip makanan lainnya. Kebetulan juga bukan mampir dalam rangka wisata kuliner maupun untuk review kuliner.


Jadi, bagi yang kebetulan sempat mampir membaca celotehan saya hari ini, bisa mampir ke alun-alun lama Ungaran untuk mencicipi berbagai menu yang ada. Boleh juga berbagi bagaimana rasa dari menu makanan yang kalian coba pada kolom komentar di bawah ini. Bagaimana? Setuju? ?




6 komentar:

  1. bohong... pelayanan nya buruk... dihari puasa niat buka puasa disitu, datang dari jam setengah 5 sampai buka puasa meja saya masih bersih.. tidak dilayani.. padahal sudah pesan.. bahkan sampai jam 6 lbih 15 mnit blm juga datang makanannya.. sudah ditanyakan pelayan yg tiap kali lewat bilangnya proses, masih disabarin.. setelah tanya lagi dengan santainya pelayannya bilang kalau pesanan yang dipesan habis!! restoran apa itu dgn pelayanan seperti itu..

    BalasHapus
  2. kalau mengenai pelayanan sepertinya saya harus bilang "no comment", karena seperti yang sudah tertulis "ini bukan review" apalagi promosi hhehe. jadi murni pengalaman yang kebetulan pelayanan yang saya dapatkan seperti tertulis di atas :)

    terimakasih sudah berbagi pengalamannya mbak :)

    BalasHapus
  3. Reksita bener
    Kalo menurut saya restoran ini memang baru dimulai butuh pengalaman lama,mungkin karna sang empunya lebih pengalaman di bidang marketing jamu dari pada resto.tapi saya yakin kelak kalo sudah ada chef kusus dan waiters berpengalaman pasti akan tambah ramai.semua butuh proses.

    BalasHapus
  4. Reksita bener
    Kalo menurut saya restoran ini memang baru dimulai butuh pengalaman lama,mungkin karna sang empunya lebih pengalaman di bidang marketing jamu dari pada resto.tapi saya yakin kelak kalo sudah ada chef kusus dan waiters berpengalaman pasti akan tambah ramai.semua butuh proses.

    BalasHapus
  5. iya betul harus ada manajemen karyawan dan chef yg lebih baik lagi karena saya juga punya pengalaman menunggunya lama, dan ketika mencoba ayam lada hitam pahitnya bukan main (bener-bener perusahaan jamu hehe) mungkin bawangnya kegosongan, jadi cuma sekali beli �� tapi bisa jadi coba menu lain next time. semoga lebih baik lagi

    BalasHapus