Berawal dari menemani si “ehem” hunting sunset di Jembatan Biru, akhirnya saya bisa menikmati pemandangan yang menawan lagi di destinasi asyik tersembunyi ini. Jika beberapa minggu yang lalu ketika saya menyambangi Jembatan Biru, antara jembatan satu dengan lainnya masih terpisah oleh rawa kali ini keduanya atau bahkan ketiganya sudah menyatu.
Ada penghubung kecil melengkung yang menghubungkan antara jembatan pertama kedua menuju jembatan ketiga. Meskipun penghubung jembatan kedua dan ketiga masih dalam proses penyelesaian. Nah, lebih menyenangkannya berdiri di penghubung jembatan membuat saya bisa dengan leluasa memandangi panorama alam sekitar Jembatan Biru nan asri. Apalagi kebetulan di hari Minggu 26 Oktober 2015 kemarin sedang musim panen. Jadilah foto aktivitas petani sekitar menarik pehatian saya.
Bukan hanya menjadi semakin indah dan menarik, namun pengunjung jadi semakin penuh di sepanjang jembatan. Mulai dari anak-anak hingga para fotografer yang berjajar di spot terbaiknya masing-masing menunggu datangnya sunset. Ditambah juga dengan eceng gondok di sepanjang rawa yang sedang berbunga, putih dan indah.
Sayang disayang, debit air rawa sepertinya mulai menyusut drastis karena kemarau panjang yang melanda negeri tercinta tahun ini. Semoga lekas ada hujan yang turun dan mengisi rawa Jembatan Biru lagi.
Ditambah lagi dengan serbuan asap atau kabut yang menutup pemandangan gunung-gunung tinggi seperti Gunung Merbabu, Gunung Andong dan kawan-kawannya(biasanya saat cuaca cerah akan terlihat jelas).
Meskipun demikian keindahan panorama Jembatan Biru yang kini telah menyatu memang tidak akan hilang begitu saja. Tetap menarik untuk dijadikan sebagai spot rekreasi santai sekaligus juga spot hunting landscape paling menakjubkan.
0 komentar:
Posting Komentar