NATIVE ASYNC

Sabtu, 08 Februari 2020

, , ,

Nikmatnya Nostalgia Jajanan Pasar Di Pasar Sawahan Kalongan



Apa kabar temans? Saya belum lama ini menyempatkan berburu jajanan pasar nih di salah satu tempat wisata yang spesial menyuguhkan nostalgia makanan jawa, Pasar Sawahan Kalongan. Ingin tahu seperti apa? Yuk, simak cerita saya sampai selesai, ya. Jangan di skip, takutnya ada informasi penting yang terlewatkan.


Menawarkan Aneka Jajanan Pasar/ Tradisional Jawa


Kalau dipikir-pikir, belakangan ini banyak sekali tempat wisata yang menggunakan konsep "tradisional" untuk melestarikan budaya ataupun kuliner khas daerah setempat. Nah, salah satunya Pasar Sawahan Kalongan ini.

Di destinasi yang satu ini saya bisa menemukan aneka ragam jajanan pasar, yang sepertinya sekarang sudah sangat jarang ada di pasar (eh gimana?). Beberapa diantaranya ada ongol-ongol, gethuk, tiwul, kocomoto, senthiling, dan serabi/surabi. Semuanya dijual dengan harga mulai dari 2,5 uli (Rp 2.500) sampai dengan 7,5 uli (Rp 7.500) saja.

Rasanya? Menurut saya sih masih sangat khas, ya. Saya sendiri saat pertama kali datang ke Pasar Sawahan sempat mencicipi serabi, ongol-ongol dan kocomoto. Cuma si kocomoto yang saya kurang suka, karena di bagian dalamnya berisi pisang yang menurut saya terlalu asam (kecut). Sementara saat kali kedua saya ke destinasi ini lagi, saya mencicipi beberapa jajanan lainnya seperti jadah bakar, tiwul, sagu, dan lain-lain. Semuanya enak!

Ada Juga Pilihan Makanan Berat dan Minuman Yang Tidak Kalah Beragam


Selain jajanan pasar, di Pasar Sawahan Kalongan ini juga ada beragam pilihan makanan berat yang juga khas Jawa seperti gablok-pecel, gendhar-pecel, sego jagung, sampai nasi putih dengan aneka pilihan lauk dan sayur. Harganya juga tidak jauh berbeda kok dengan jajanan yang ditawarkan. Saya yang saat itu memilih menikmati 2 porsi gablok-pecel dengan gorengan hanya mengeluarkan sekitar 20 uli atau setara dengan Rp 20.000. Rinciannya? 15 uli untuk 2 porsi gablok-pecel dan sisanya untuk gorengan.

Sementara menu lainnya yang saya bungkus untuk dibawa pulang adalah 2 porsi sego jagung yang saya lupa harganya. Tapi, sepertinya sih tidak lebih dari 10 uli.

Nah, kalau untuk minuman pilihannya bisa dibilang tidak sebanyak makanan berat dan jajanan pasar. Sebagian besar di dominasi oleh pedagang dawet dan ada beberapa yang menjual es teh ataupun minuman kekinian (yang ini agak keluar jalur tidak sih?). Untuk dawetnya sendiri rata-rata ditawarkan dengan harga 5 - 7,5 uli. Ada dawet dengan rasa original ala tradisional dan ada juga yang divariasikan, contohnya di salah satu penjual yang melabeli dawetnya dengan nama "Dawet Setia" dan "Dawet Selingkuh". Hayo tebak isinya apa saja?


Tenang, isinya bukan wajah pacar dan mantan kok. Hehe

Variasi "Dawet Setia" saat itu isinya original. Sedangkan untuk si "Dawet Selingkuh" isinya dawet ditambah dengan aneka macam bubur yang sudah disediakan seperti diantaranya sagu, candil dan ketan hitam. Bebas pilih sendiri sesuai selera! Dicampur juga boleh.

Bayarnya Wajib Pakai Girik Yang Sudah Tersedia


Eits, ini yang keren. Untuk jajan disini kalian tidak bisa membayarnya menggunakan cash atau bahkan e-money. Kalian wajib banget membayar menggunakan girik yang sudah tersedia. Bagaimana cara mendapatkannya? Gampang, cukup tukarkan uang kalian ke konter penukaran yang berada di dekat pintu masuk atau di area tengah pasar.

Girik-girik ini berbentuk kayu kotak yang bernilai mulai dari 2,5 uli sampai dengan 10 uli. Daftar lengkapnya bisa kalian lihat di bawah ini:

  • 2,5 uli = Rp 2.500

  • 5 uli = Rp 5.000

  • 10 uli = Rp 10.000


Ada minimal uang yang harus ditukarkan? Tidak! Bebas kalian mau menukarkan berapa saja. Kalau misalkan tiba-tiba kurang untuk membayar jajan, bisa kok kalian menukarkan uang lagi ke konter yang terdekat.

Hampir Tidak Menggunakan Kemasan Plastik


Ini kenapa judulnya hampir? Iya, karena di Pasar Sawahan Kalongan ini memang sebagian besar wadah yang dipakai ramah lingkungan, bukan kemasan plastik. Misalnya seperti piring bambu, daun jati, dan keranjang anyaman sebagai pengganti kantong kresek. Meskipun memang untuk penjual minuman masih ada beberapa yang menggunakan gelas dan sedotan plastik. Tapi ada juga kok yang sudah menggunakan gelas ramah lingkungan yang terbuat dari bambu.

Eh iya, bagi yang ingin membawa pulang makanan atau jajanan, keranjang bambu seperti yang ada di foto saya tidak gratis. Keranjang tersebut dijual dengan harga 2,5 uli.

Berada Di Tengah Sawah dengan Saung Bambu



Sengaja loh yang ini saya bahas di akhir. Kenapa? Lha kan sudah tersirat dari namanya duhai temansku sekalian.

Ya! Pasar Sawahan Kalongan ini memang berada di tengah persawahan kawasan Desa Kalongan. Bahkan saungnya pun dibuat dari bambu yang berdiri agak mengapung di atas permukaan tanah sawah. Jadi, selagi menikmati kuliner yang dibeli, kalian bisa menghirup udara segar dan pemandangan yang seolah sedang berada jauh dari kota. Bonus sih kalau kebetulan sedang ada kerbau yang berendam di sawah. Hehe

Mengingat letaknya yang ada di areal persawahan ini membuat Pasar Sawahan cukup jauh saat diakses dari jalan raya utama Ungaran, temans. Tapi, supaya lebih jelas, saya taruh saja ya petunjuknya melalui maps di bawah ini:  



Tanpa Tiket Masuk, Cukup Bayar Parkir dan Jajan


Oke, ini yang terpenting. Di Pasar Sawahan Kalongan ini tidak dipungut tiket masuk. Hanya perlu membayar Rp 2.000 untuk sepeda motor dan pastinya bayar semua jajan yang kalian beli, ya.

Bagaimana? Seru, kan?

Kalau seru, tidak ada salahnya dong mampir sebentar kalau kalian sedang berada di Ungaran atau Semarang. Lumayan kan nostalgia dengan jajanan tradisional. Bagi yang tinggal di luar Ungaran atau bahkan Jawa Tengah juga supaya tahu seperti apa rasanya jajanan pasar.

0 komentar:

Posting Komentar