NATIVE ASYNC

Senin, 02 Juli 2018

, , , ,

Nyore di Pantai Pok Tunggal Tanpa Pohon Ikonik

Pantai Pok Tunggal menjadi pilihan untuk menghabiskan sore pertama di pantai selatan, Gunung Kidul, Yogyakarta. Apalagi pantai yang satu ini sudah termasuk dalam retribusi saat memasuki kawasan pantai BKK, Sepanjang, Drini, dan Indrayanti. Jaraknya juga tergolong tidak terlalu jauh dari penginapan Omah Sundak.


Jalannya Bikin Ngilu, kok Ada Kotak ‘Palak’?


Pantai Pok Tunggal

Melaju ke Pantai Pok Tunggal tidak butuh waktu lama. Setelah melewati camp area Pantai Sundak dan Pantai Indrayanti, perlu beberapa waktu untuk menelusuri jalanan beraspal mulus ditemani pohon-pohon rindang di kiri-kanan. Barulah sekitar 5 menit kemudian sampailah di sebuah jalan setapak bertuliskan “Pantai Pok Tunggal”.

 

Belum juga melanjutkan perjalanan memasuki jalan setapak dan meninggalkan jalan beraspal, terlihat segerombol manusia sedang menghitung sejumlah uang di gubung pinggir jalan. Sementara satu diantaranya langsung mengejar saya dengan menengadahkan kotak kardus bertuliskan “Sukarela”. Okelah, 5 ribu rupiah kesayangan melayang masuk ke dalamnya yang kemudian saya tinggalkan tanpa mendengar kata “terima kasih”. Taka apa.

 

Entahlah untuk apa isi dari kotak-kotak itu dimanfaatkan. Apakah untuk perbaikan infrastruktur yang berhubungan dengan jalur pantai, atau hanya demi kepentingan pribadi. Yang jelas di sepanjang jalur jalan setapak menuju Pantai Pok Tunggal ini jumlahnya melimpah ruah. Kalau boleh dibandingkan, bahkan tidak demikian di sejumlah pantai lainnya.

 

“Oh Sudah Sampai, Tapi Mana Pohonnya?”


Pantai Pok Tunggal

Meninggalkan sosok-sosok pembawa kotak misterius di jalan setapak yang kata orang Jawa “nggeronjal”, akhirnya perjalanan saya sampai sudah di kawasan Pantai Pok Tunggal. Tahu hal pertama apa yang saya cari begitu mendarat? Ya, pohon ikonik yang menjadi ciri khas dari Pantai Pok Tunggal.

 

Sayangnya, pohon yang saya cari-cari ini tidak kunjung muncul ke permukaan. Konon, setelah mencari tahu, pohon yang saya cari sudah tumbang karena terkena badai beberapa waktu yang lalu. Terbayang nggak sih betapa kencangnya badai itu sampai berhasil menumbangkan sang pohon yang sebenarnya tidak kecil?

 

Pantai Pok Tunggal Ombaknya Lumayan Besar


Pantai Pok Tunggal

Mungkin karena saya main-main ke Pantai Pok Tunggal ini saat sore hari, maka ombak yang ada tergolong cukup besar. Nampaknya pengaruh pasang, sesekali air laut menyapu pasir hingga jauh meninggalkan bibir pantai. Bahkan beberapa anak yang masih bermain-main di tepi pantai juga sesekali terjatuh terseret ombak yang tiba-tiba datang. Tenang, terseretnya secara pelan dan tidak berbahaya kok. Karena mereka memang masih bermain di area aman.

 

Oh iya, perairan di Pantai Pok Tunggal ini bisa dibilang tidak begitu landai. Jadi tidak banyak juga yang melakukan aktivitas air. Sebagian besar pengunjung hanya duduk santai di bawah paying-payung yang berjajar di sepanjang pantai. Beberapa lainnya sibuk berebut spot foto yang berada di tengah-tengah hamparan pasir  putih nan luas.

 

Pilihan kuliner yang ada di pantai ini juga tidak begitu banyak. Hanya terlihat 3 sampai 4 warung di pantai yang semuanya memiliki menu khas laut, seafood. Pilihannya juga cukup mendasar, seperti ikan bakar dan goreng, cumi-cumi, gurita, hingga kepiting. Mau yang mana? Saya pribadi sih nggak kulineran disini.

Pantai Pok Tunggal

FYI, di Pantai Pok Tunggal juga ada sebuah bukit yang biasa nangkring di social media. Itu lho bukit yang dari atasnya bisa melihat pemandangan pantai dan laut lepas dari ketinggian. Di bukit ini bahkan ada beberapa tempat beristirahat yang cukup Instagramable. Tapi, untuk masuk disini perlu mengeluarkan beberapa rupiah ke dalam kotak. Mendaki dari salah  satu sudut Pantai Pok Tunggal.

 

Tujuan utama untuk melihat  pohon ikonik dan sunset tidak berjalan sebagaimana yang  saya inginkan. Jadi, setelah melewatkan waktu menjelang maghrib, saya memutuskan untuk kembali ke penginapan. Tentunya dengan mampir sebentar membeli sebungkus cumi goreng, ice cream rujak, dan nasi lauk oseng di Pantai Sundak.

3 komentar:

  1. Salam kenal mbak. Member Gandjel Rel juga ya? Wah, samaan ya kita. Pantai Pok Tunggal ini jauh nggak mbak dari pantai Drini? Aku cuma udah pernah ke pantai Drini aja soalnya.

    BalasHapus
  2. Halo mbak, salam kenal kembali ? Iya nih member yg lebih tepatnya silent reader ?

    Lumayan jauh sih mbak kalau dari Pantai Drini. Lumayan dekat kalau dari Pantai Indrayanti mbak.

    Kemarin juga sempat mampir ke pantai Drini sebentar, cuma belum sempat nangkring di blog nih postingannya. Hehe

    BalasHapus
  3. […] ke pantai-pantai tetangganya, seperti Pantai Ngandong, Pantai Sadranan, Pantai Pok Tunggal (baca: Nyore di Pantai Pok Tunggal Tanpa Pohon Ikonik), hingga Pantai […]

    BalasHapus