Belajar Menghasilkan Karya yang Dibaca Ribuan Pengunjung IDN Times
Masih banyak hal yang perlu saya raba-raba saat menyiapkan tulisan untuk diajukan ke editor Community Writer IDN Times. Mulai dari pertimbangkan untuk memilih membuat artikel Listicle atau Narasi, mencari topik yang sesuai dengan pembaca IDN Times, menyesuaikan gaya bahasa, hingga mencari gambar-gambar high resolution yang akan digunakan.
Saya yang awalnya sempat menyerah dengan keputusan saya untuk menjadi penulis lepas seakan ‘terlahir kembali’. Waktu yang kebetulan sedang kosong membuat saya berhasil menghasilkan beberapa karya untuk di submit ke editor.
Apakah sulit menyiapkan artikel yang lolos dari meja editor? Atau justru sebaliknya? Satu kunci penting untuk bisa meloloskan artikel dari meja editor adalah memastikan bahwa karya yang diajukan bukan HOAX. Selain itu, tentunya ‘berkualitas’ dan bermanfaat bagi pembaca IDN Times yang mayoritas pembaca muda.
Tersandung Gambar High Resolution yang Pecah Saat Diunggah
Memutuskan untuk mengirimkan 3 judul artikel ke meja editor pada 20 Desember 2017, hanya tercatat “4 Hal Keren yang Cuma Bisa Kamu Temukan di Jepang Pas Musim Dingin” yang lolos untuk diterbitkan. Sementara dua artikel lainnya, masih tidur manis dengan status ‘Pending Review’.
Saat itu juga, saya banyak belajar dengan membaca artikel-artikel dari penulis lainnya yang sudah terlebih dahulu terbit di IDN Times. Bukan perkara mudah memang meloloskan tulisan yang ‘kurang’. Terlebih harus bersaing dengan lebih dari 45 ribu penulis di community writer IDN Times.
Berbekal semangat ’45 untuk melahirkan karya-karya baru selanjutnya. Pada 22 Desember 2017, saya kembali mengajukan “Bebas Visa, Pastikan Kamu Mencicipi 5 Kuliner Terbaik Pyeongchang” dan “4 Hotel di Malanng Ini Bergaya Ala Eropa dengan Harga Terjangkau” ke meja editor. Saya bersyukur, dua artikel tersebut lolos dan diterbitkan pada 22 dan 23 Desember 2017.
Ada hal baru yang saya pelajari dan saya sesalkan dari dua artikel yang berhasil terbit tersebut. Saya belajar mencari bagaimana caranya menyertakan gambar high resolution yang tidak pecah meskipun ukuran gambarnya diubah. Sejujurnya saya agak frustrasi mengenai gambar untuk melengkapi tulisan saya di Community Writer IDN Times ini.
Pasalnya, gambar high resolution yang saya simpan, setelah ukurannya (panjang dan lebar) saya ubah menjadi lebih kecil, gambar justru terlihat pecah di IDN Times. Ada yang bisa memberitahu saya mungkin, bagaimana mengubah ukuran gambar dengan tetap mempertahankan kualitasnya?
Penyesalannya? Tentu saja itu karena salah satu judul artikel yang saya buat ternyata typo. Sebenarnya setelah saya baca ulang hasil tulisan saya yang sudah diterbitkan, saya juga menemukan ada beberapa typo. Menyesal, kenapa saya tidak lebih teliti.
‘Melampiaskan’ Hobi Sambil Mengais Poin Dari Jumlah View
Kendati sering tersandung masalah gambar yang pecah dan tulisan lebih banyak berada di ‘Pending Review’, saya masih berjuang menjadi bagian dari Community Writer IDN Times hingga saat ini. “10 Lagu Kpop Romantis yang Bikin Pesta Pernikahanmu Makin Berkesan” menjadi tulisan terbaru saya yang diterbitkan pada 27 Januari 2018 lalu.
O iya, dari beberapa karya saya yang sudah dipublikasikan, saya mendapatkan total 691 poin dengan 19.168 total views. Sebagai informasi, poin tersebut nantinya akan bisa saya redeem atau tukarkan dengan sejumlah rupiah saat jumlahnya sudah mencapai 2000 poin. Melalui laman ‘Redeem’, saya menemukan bahwa berbekal 2000 poin bisa mendapatkan 200 ribu rupiah. Jumlah yang tidak sedikit untuk menyuap rekening saya yang sering kelaparan.
Nah, bagi kamu yang mungkin hobi ‘menulis’ seperti saya. Sayang kan, kalau hanya menumpuk tulisanmu di dalam memori laptop yang suatu hari mungkin kamu hapus begitu saja. Coba deh ikut bergabung sebagai Community Writer di IDN Times. Kesempatan besar kalau setiap artikel kamu yang dipublikasikan mendapatkan view tinggi. Wah, poin yang kamu dapat bisa di redeem untuk tambahan uang jajan kan.
Saran Untuk IDN Times, Khususnya Fitur Bagi Community Writer
Menulis 7 artikel yang berhasil dipublikasikan dan 10 artikel ‘Pending Review’, saya memang lebih banyak menggunakan fitur Listicle. Namun, saya sempat mencoba menggunakan fitur Narasi untuk membuat tulisan mengenai album baru mendiang Kim Jonghyun (masuk dalam ‘Pending Review’).
Saat itu saya berfikir, akan lebih baik jika untuk penulisan artikel narasi juga dilengkapi dengan fitur yang memudahkan teman-teman community writer untuk menyertakan video dan foto tambahan (selain banner).
Siapa tahu teman-teman yang ingin mengajukan ‘Breaking News’ kemungkinan ingin melengkapi tulisannya dengan melampirkan gambar pendukung dan video. Tentunya dengan adanya gambar pendukung dan video tersebut, saya yakin hasil tulisan teman-teman community writer juga akan semakin ‘berwarna’.
Bukan hanya itu, berharap juga IDN Times bersedia menyediakan laman diskusi atau kontak yang memudahkan community writer untuk menghubungi editor. Seperti misalnya berkomunikasi mengenai artikel yang diminta editor untuk direvisi. Karena, saya sempat mengirim email ke kontak yang tertera, tidak ada jawaban. Saya menduga, email tersebut tenggelam oleh email pemberitahuan terkait artikel-artikel yang diajukan ke meja editor. Akibatnya, saya menyertakan “note” di bagian bawah artikel untuk menyampaikan hal penting terkait tulisan saya kepada editor.
Bagaimana pun, terima kasih IDN Times. Jari-jari saya tetap bisa menghasilkan sesuatu yang dibaca banyak orang selama 50 hari belakangan ini berkat bergabung sebagai Community Writer. Saya senang masih ada media yang menyediakan ruang untuk berkarya sekaligus memerangi HOAX.
[UPDATE: Payout Legit]
Oke! Akhirnya saya menambahkan update (yang mungkin ditunggu-tunggu pembaca blog post ini), setelah berkali-kali gagal karena terdistraksi berbagai hal lainnya.
Setelah ada beberapa puluh artikel saya yang berhasil publish di website IDN Times, baik itu halaman utama ataupun community site. Pada akhirnya saya berhasil melakukan dua kali payout dengan jumlah yang lumayan. Payout pertama saat itu saya berhasil mendapatkan Rp 400.000, karena dengan kesabaran ekstra dan lumayan sering artikel saya berhasil masuk halaman utama IDN Times. Kemudian, beberapa bulan kemudian saya kembali melakukan payout sebesar Rp 250.000.
Kenapa jumlah payout yang kedua ini lebih kecil? Jawabannya sangat simple. Karena saya sudah lebih jarang mengirimkan artikel ke IDN Times. Tidak banyak pula artikel yang berhasil publish. Saya sendiri memang belum menjadikan ini sebagai pekerjaan utama, jadi saya hanya mengajukan artikel saat waktu senggang.
Nah, ada yang artikelnya sudah berhasil terbit juga di IDN Times?
Image source: screenshot dari laman idntimes.com
autolike, auto like, Autolike, Status Liker, Auto Like, Autolike International, Photo Liker, ZFN Liker, Increase Likes, Working Auto Liker, Auto Liker, autoliker, auto liker, Status Auto Liker, Autoliker, Autoliker, Photo Auto Liker
BalasHapusThanks a lot for giving everyone an exceptionally pleasant chance to read in detail from this web site. It's usually so kind and as well , jam-packed with a great time for me personally and my office co-workers to search your website on the least three times every week to learn the newest issues you will have. And indeed, I'm so actually contented with the stunning guidelines you give. Some 2 ideas in this article are ultimately the most beneficial we've ever had.
BalasHapus[…] iya, dari sekian download itu, hingga saat ini penjualan tertinggi masih berasal dari tema alam, travelling, editorial, dan […]
BalasHapus