NATIVE ASYNC

Jumat, 20 April 2018

, , , , ,

Candi Arjuna, Awalnya Cuma Reruntuhan Tapi kok Bikin Pegel?

Melanjutkan perjalanan road trip saya di Dieng, saya memutuskan untuk mampir ke kompleks Candi Arjuna (Candi Dieng), setelah puas menikmati pemandangan dari Gardu Pandang Setieng (bacaRoad Trip Dieng: Gardu Pandang Setieng Jadi Persinggahan Pertama ).

Awalnya sih saya underestimate saat memasuki kompleks candi Dieng ini. Salah satunya tentu saja masalah tiket yang saya anggap kurang sesuai dengan kompleks candi yang terkesan seperti reruntuhan. Tetapi ternyata saya salah besar. Ya, inilah kenapa ada pepatah "jangan menilai buku hanya dari sampulnya". Bukan lagi ngedumel masalah harga tiket, saya justru semangat berkeliling dan takjub dengan candi-candi yang ada di kompleks candi Dieng ini. Kok bisa?


Candi yang Belum Jadi atau Reruntuhan Kerajaan?


kompleks percandian arjuna

Apa yang pertama kali terlintas di dalam benak kalian saat melihat ada susunan bebatuan, yang lebih mirip reruntuhan di kompleks candi? Ya, itulah yang pertama kali saya lihat saat memasuki kompleks candi Dieng, tepatnya setelah menyerahkan sejumlah biaya demi mendapatkan dua lembar tiket masuk.

Terlihat beberapa susunan bebatuan khas candi di pekarangan luas, di kiri dan kanan jalan setapak yang saya lalui. Di mata saya, susunan batu candi itu lebih terlihat seperti dahulunya merupakan bangunan kerajaan. Meskipun di beberapa sisi susunan batunya memang sangat khas dengan bangunan candi.

Di salah satu sisi, terlihat sebuah tempat mirip gazebo yang dipadati oleh pengunjung. Tertulis di penunjuk arah bahwa di sekitar tempat itu terdapat sebuah mata air. Sayangnya, saya yang berencana untuk mampir setelah berkeliling justru lupa dan langsung keluar dari kompleks candi.

 

Bagai Kembali ke Masa Kerajaan Disambut Candi Arjuna dkk


kompleks percandian arjuna

Kembali melewati jalan setapak nan teduh ditemani pepohonan yang berjajar rapi di kanan dan kiri jalan, akhirnya saya bertemu juga dengan Candi Arjuna. Sebuah candi kokoh dan utuh yang cukup tinggi, ditemani dengan tiga candi lain yang saling berdekatan.

Nah, Candi Arjuna ini sebenarnya merupakan salah satu bangunan candi yang ada di Kompleks Percandian Arjuna, Dieng. Sementara candi-candi yang ada di sekitarnya merupakan Candi Srikandi, Candi Semar, Candi Sembadra dan Candi Puntadewa.

Jadi, yang manakah Candi Arjuna? Menurut informasi yang saya lansir dari berbagai sumber, Candi Arjuna berada di sisi paling utara dari deretan percandian di Kompleks Percandian Arjuna. Sementara untuk Candi Semar termasuk sebagai candi perwara (pelengkap) dari Candi Arjuna itu sendiri. Karena berfungsi sebagai pelengkap, maka Candi Semar terletak saling berhadapan dengan Candi Arjuna. Hayo, ketemu nggak yang mana?

Lebih gampangnya lagi, Candi Arjuna ini menghadap ke arah barat dengan ukuran sekitar 6 x 6 meter. Pintu masuk dan relung-relungnya berhias kala makara, dengan bagian atap berjenjang yang dilengkapi menara-menara kecil di setiap sudutnya.

Kalian tahu? Di kompleks percandian ini pula untuk pertama kalinya dalam hidup saya melihat langsung aktivitas membersihkan candi. Ya, batu candi disemprot air menggunakan selang dengan tujuan untuk membersihkan lumut.

 

Bukan Cuma Arjuna, Bisa Sekalian Melipir ke Candi Setyaki


kompleks percandian arjuna

Berbekal tiket masuk ke Kompleks Percandian Arjuna, bisa lho sekalian melipir ke Candi Setyaki yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari Candi Arjuna. Tidak perlu lagi membayar biaya apa pun, karena bisa dikatakan termasuk dalam tiket terusan.

Nah, kalau Candi Arjuna ditemani dengan beberapa candi lainnya, Candi Setyaki ini sendirian dan berteman tanaman kentang di perkebunan milik warga sekitar. Selain itu, candi yang ukurannya kurang lebih hampir sama dengan Candi Semar ini juga tidak memiliki pagar pembatas. Sehingga tidak heran saat itu saya melihat beberapa remaja yang merupakan warga sekitar masuk dari jalur jalan raya terdekat, bukan dari pintu masuk utama Kompleks Percandian Arjuna.

Meskipun begitu, di sekitar candi tetap ada penjaganya lho. Mereka berjaga di pos yang berada di perbatasan dengan Kompleks Percandian Arjuna. Sepertinya antisipasi ya supaya tidak ada yang bebas nyelonong masuk ke Candi Arjuna tanpa tiket. Hihi

 

Telaga Balekambang Tersembunyi di Balik Semak-semak


kompleks percandian arjuna

Oh iya, berbekal satu tiket masuk sebenarnya juga bisa langsung mengunjungi Telaga Balekambang. Di dalam Kompleks Percandian Arjuna juga sudah terpampang jelas kok petunjuk arahnya. Sayangnya, saya tidak bisa menemukan telaga yang dimaksud. Bukan hanya saya, dua orang wisatawan berbahasa Melayu (mungkin dari Malaysia) juga kebingungan menemukan lokasi Telaga Balekambang.

Setelah kembali ke tempat parkir dan bertanya pada satpam yang bertugas, barulah saya mendapatkan informasi bahwa Telaga Balekambang memang letaknya cukup jauh dari kompleks percandian. Selain itu telaga yang saya cari masuk jauh ke kawasan perkebunan kentang warga.

Pak satpam juga menjelaskan bahwa Telaga Balekambang ini tidak terlalu besar dan tertutup semak-semak. Dalam hati saya, pantas saja ada tulisan dilarang mendekat ke bibir telaga, takut nyemplung karena bibirnya saja tertutup semak yang sangat rapat dan tinggi. Bagaimana saya tahu padahal tidak bisa menemukannya? Faktanya, saya bisa melihat penampakan Telaga Balekambang dalam perjalanan menuju ke Kawah Sikidang. Tepatnya saat berada di sekitar kompleks Candi Gatotkaca.

Ya sudah lah ya, nasi sudah telanjur menjadi bubur. Sudah telanjur keluar dari kompleks percandian masa iya mau masuk lagi demi mengulangi pencarian atas telaga yang bersembunyi di balik semak-semak. Lebih baik saya lanjutkan perjalanan saja menuju ke Kawah Sikidang yang tiket masuknya sudah satu paket dengan Candi Arjuna.

 

Masuk ke Candi Arjuna, Bisa Sekalian ke Kawah Sikidang, Bayar Berapa?


kompleks percandian arjuna

HTM Kompleks Percandian Arjuna, termasuk masuk ke Candi Setyaki, Telaga Balekambang dan juga Kawah Sikidang sangat murah bagi saya, yakni sebesar Rp 15.000/ pengunjung. Dengan catatan saya adalah pengunjung lokal (Indonesia). Mengingat harga tiketnya tentu saja berbeda untuk wisatawan manca negara.

Keluar dari kompleks Candi Arjuna, jangan lupa minta brosur yang sudah tersedia di loket tiket masuk. Petunjuk arah dan daftar wisata Dieng sudah tercantum sangat lengkap dan jelas di dalam brosur wisata tersebut.

1 komentar:

  1. […] Kawah Sikidang menjadi tujuan saya setelah mampir ke Candi Arjuna, sebelum melanjutkan perjalanan ke Bukit Sikunir. Ya, kawah yang satu ini memang menjadi salah satu kawah yang sangat populer di kawasan dataran tinggi Dieng. Lebih menariknya lagi bagi saya adalah karena tiket masuknya sudah 1 paket dengan Kompleks Percandian Arjuna (baca: Candi Arjuna, Awalnya Cuma Reruntuhan Tapi kok Bikin Pegel?). […]

    BalasHapus